Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Selamat Datang Di (SIPHP) Sistem Informasi Pasar Hasil Perkebunan Dinas Pertanian Kabupaten Buton

KAKAO INDONESIA


Komoditi kakao berbeda dengan kelapa sawit dan karet yang pengelolaan areanya lebih banyak dilakukan oleh kebun rakyat atau milik petani sebagai individu, 6,0% perkebunan negara, 6,7% perkebunan swasta.

Di dalam negeri, berdasarkan data Kementerian Pertanian, seperti dikutip Kompas, pada tahun 2019 lalu, kegiatan pengembangan kakao dialokasikan seluas 7.730 hektare melalui kegiatan peremajaan dan perluasan lahan kakao. Dari luas tanah tersebut,  produksi Ditjen Perkebunan dapat mencapai sekitar 600 ribu ton per tahun.

Ada dua versi mengenai produksi kakao di Indonesia. Versi lainnya adalah dari Organisasi Internasional Kakao (ICCO), yang hanya sekitar 200 ribu ton. Perbedaan angka tersebut akibat pengambilan sampel data yang berbeda. Pendekatan datanya ICCO cenderung memakai data di Kementerian Perdagangan, sehingga jumlah datanya yang diekspor atau diperdagangkan. Sementara itu, di Kementerian Pertanian, data diperoleh dari rakyat atau di daerah-daerah.

Setidaknya, ada lima sentra wilayah penghasil kakao terbesar di Tanah Air, yakni Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, dan Sumatera Barat. Dari lima wilayah penghasil terbanyak tersebut, produk kakao di Indonesia sebagian besar memiliki lemak dengan titik leleh yang tinggi. Kakao Indonesia diperlukan untuk mencampur biji kakao dari negara lain. Kekurangannya, cita rasa dan aroma yang kalah dari produk lain. 

Posting Komentar untuk "KAKAO INDONESIA"